Pembicara kuliah umum yang diselenggarakan oleh Forum Lingkar Pena (FLP) Yogyakarta, Muh Arif Rokhman, menekankan bahwa karya anggota-anggota FLP harus bisa go international. Kuliah umum bertajuk Penjajahan dan Penindasan Gender Dalam Novel Nona Jepun ini berlangsung pada Sabtu (23/11) secara daring melalui aplikasi Zoom.
Dosen Sastra Inggris Universitas Gadjah Mada tersebut mengungkapkan, anggota FLP perlu menguatkan international positioning karya-karyanya di luar negeri. Karya-karya ini, khususnya novel Nona Jepun, memiliki kekhasan lokal yang bisa menjadi bahan bacaan di bidang postcolonialism di luar negeri.
“Perlu ada divisi penerjemahan karya-karya FLP dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris,” ujarnya.
Selain divisi penerjemahan, Arif juga menilai perlunya ada divisi kritik sastra di FLP untuk menilai karya-karya yang sudah terbit: bagaimana karya merefleksi diskusi-diskusi terkait topik-topik tentang orang (Islam) Indonesia di masa lalu, sekarang, dan masa depan dalam konteks lokal, nasional, regional dan internasional.
“Jadi karya itu enggak cuma terbit, hilang, terbit, hilang. Perlu ada kajian akademik [untuk karya-karya tersebut],” ujar akademisi yang disertasinya berjudul “Encountering the other in the works of the Indonesian literary association Forum Lingkar Pena” ini.
Pembicara lain pada kuliah umum ini, Sinta Yudisia, sepakat dengan perlunya penerjemahan karya-karya anggota FLP. Dalam penutupnya, penulis novel Nona Jepun ini berpesan kepada para peserta untuk mengaplikasikan saran tersebut.
“Catat dan aplikasikan diskusi ini, semoga karya kita bisa go international,” pungkasnya.