Anggota FLP Yogya Ikuti Lokakarya Cerita Anak Berbahasa Jawa Balai Bahasa Yogyakarta

Foto: Riyanti (dokumentasi pribadi)

Anggota Forum Lingkar Pena (FLP) Yogyakarta mengikuti Lokakarya Finalisasi Naskah Cerita Anak Berbahasa Jawa pada Kamis (13/6). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Balai Bahasa Yogyakarta (BBY) sejak pukul 08.00 hingga 16.00 di Hotel Grand Rohan Jogja.

Dua orang anggota FLP Yogyakarta tersebut adalah Riyanti dan Yunia Susanti. Selain itu, ada pula Ermawati yang memiliki nama pena Mell Shaliha, anggota FLP Hongkong yang kini berdomisili di Yogyakarta.

Yunia merasa bersyukur mendapatkan kesempatan mengikuti lokakarya ini setelah ceritanya yang berjudul “Si Oren” dinyatakan lolos seleksi.

“Saya baru pertama kali mencoba dan mengetahui infonya dari grup WhatsApp keluarga FLP Yogyakarta. Bersyukur bisa mengikuti lokakarya ini karena banyak ilmu yang saya peroleh. Apalagi, saya juga bertemu dengan banyak teman penulis cerita anak,” ujar anggota Divisi Karya FLP Yogyakarta ini.

Yunia mengaku, dirinya sempat terkejut karena bertemu sesama anggota FLP di lokasi acara.

“Saya juga tidak menyangka akan bertemu teman sesama komunitas FLP Yogya di sini. Ada Bu Riyanti Mbak Ermawati. Senang sekali bisa bertemu mereka di sini,” lanjut penulis yang kini bekerja sebagai staf Multimedia MBS TV di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta ini.

Foto: Rino Edrianto (grup WhatsApp “Bimtek Cerita Anak Berbahasa Jawa”)

Bimbingan Teknis Penulisan Cerita Anak Berbahasa Jawa 2024

Sebelumnya, BBY membuka lowongan penulis cerita anak berbahasa Jawa untuk yang berdomisili di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penulis yang ceritanya terpilih berhak mengikuti bimbingan teknis (bimtek) dan lokakarya. Dari 350 naskah yang masuk, ada 97 penulis yang karyanya terpilih setelah melewati serangkaian proses penjurian.

Bimtek tersebut dilaksanakan pada Jumat dan Sabtu, 7-8 Mei, juga bertempat di Hotel Grand Rohan Jogja. Dalam kesempatan ini, peserta dibekali tiga materi yang dibawakan oleh tiga narasumber.

Pada hari pertama, peserta mendapatkan materi bertema “Cerita Ramah Anak” oleh pendongeng kondang Arif Rahmanto, yang menekankan pentingnya pemilihan kata-kata sederhana sehingga mudah dimengerti anak. Materi kedua dibawakan oleh peneliti sastra Dhanu Priyo Prabowo, bertemakan “Penggunaan Bahasa Jawa dalam Cerita Anak”.

“Beliau menekankan pemakaian diakritik yang tidak boleh keliru, sebab pemakaian diakritik yang tidak tepat bisa mengubah makna dalam kata bahasa Jawa,” demikian disampaikan oleh Yunia.

Pada hari kedua, peserta mendapatkan materi tentang “Perjenjangan Buku Nonteks” yang dibawakan oleh Wiwien Widyawati Rahayu, pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.

“Peserta bimtek diingatkan agar memperhatikan batasan jumlah kata, kalimat, dan halaman dalam menulis cerita anak. Jangan sampai menggunakan aturan jenjang C untuk menulis cerita A, B1, atau B3, begitu juga sebaliknya,” ringkas Yunia.

Foto: Yunia Susanti (dokumentasi pribadi)

Lokakarya sebagai Bagian dari Bimtek

Setelah menjalani bimtek, para peserta terpilih mengikuti kegiatan lanjutan berupa lokakarya. Dalam lokakarya ini, peserta yang hadir dibagi dalam kelompok sesuai penjenjangan yang dipilih (jenjang A, B1, B3, dan C). Setiap kelompok melakukan revisi silang dan saling memberikan masukan. Harapannya, naskah yang dihasilkan menjadi lebih baik sebelum dilanjutkan dengan proses penyuntingan. Para peserta juga mendapat pendampingan langsung dari para fasilitator.

Lokakarya dibuka langsung oleh Kepala BBY Dra. Dwi Pratiwi, M.Pd. dengan didampingi oleh Ketua Panitia Wuri Rohayati, S.S. dan dua orang fasilitator, yaitu Mulyanto, S.S., M.Hum. dan Ratun Untoro, M.Hum.

“Buku cerita anak ini nantinya akan dicetak dalam bentuk digital. Kendati nantinya ada perubahan, maka akan diinformasikan lebih lanjut melalui grup WhatsApp peserta bimtek (bimbingan teknis, ed.),” tutur Wuri dalam sambutannya.

Pada kesempatan yang sama, BBY menyerahkan penghargaan kepada perwakilan penulis secara simbolis. Masing-masing penulis yang telah menyelesaikan naskahnya berhak menerima penghargaan berupa sertifikat dan uang segar dipotong pajak.

Yunia mengungkapkan harapannya akan kebermanfaatan cerita berbahasa Jawa ini sebagai bahan bacaan ramah anak.

“Semoga buku cerita anak berbahasa Jawa dapat segera terbit dan menjadi bacaan yang bermanfaat untuk anak-anak Indonesia,” pungkasnya.

Reporter: Yuna
Editor: Fafa

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: