Ada yang unik dari acara halalbihalal Forum Lingkar Pena (FLP) Yogyakarta tahun ini. Alih-alih mengisinya dengan acara formal yang berisi berbagai sambutan, FLP Yogyakarta memilih menguji kemahiran para anggotanya terkait kosakata bahasa Indonesia melalui sebuah permainan kartu.
“Bayangan kita, Syawalan itu seringkali diadakan di tempat resmi dengan rundown formal. Kami ingin membuat acara syawalan FLP Yogya sedikit berbeda: diadakan di tempat terbuka, rundown acaranya dibuat santai, seperti diisi game,” tutur Ketua FLP Yogyakarta Rais Rahman Hakim.
Di pelataran Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), para peserta halalbihalal ini memainkan Kakartu: Sekata. Mereka berlomba paling cepat menyusun sebuah kata dari gabungan sebuah suku kata pada kartu yang dibuka di tengah lingkaran dengan sebuah suku kata pada kartu yang dimiliki masing-masing peserta. Siapa yang paling cepat menghabiskan kartu yang dipegangnya, dialah pemenangnya.
“Permainan ini, selain seru, juga bisa mengasah kepekaan kita terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),” ujar Rais. Laman KBBI VI Daring memang terbuka untuk mengecek apakah kata yang diramu peserta merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia.
Selain menikmati serunya permainan, para peserta juga saling berbagi makanan yang dibawa masing-masing dengan sistem botram. Ada yang membawa kudapan jagung yang dinamai Good Marning, ada yang membawa puding buah buatan sendiri, ada juga yang membawa bakpia kukus khas Yogya.
Salah satu peserta dengan nama udara Bagus Adisatya menuliskan dalam akun Instagramnya, bahwa pertemuan halalbihalal ini merupakan momen yang spesial karena jarang bertemu.
“Bertemu, berkumpul, bermain, dan bercerita. Momen yang menjadi sangat berharga saat kesibukan lain lebih berkuasa,” demikian tulis anggota FLP yang berprofesi sebagai penyiar radio ini. (fafa)