Forum Lingkar Pena (FLP) menyelenggarakan peringatan atas miladnya yang ke-26, Ahad (5/3) lalu. FLP Yogyakarta yang ditunjuk sebagai tuan rumah memilih Museum Monumen Yogya Kembali (Monjali) sebagai lokasi acara.
Selain prosesi perayaan milad, momentum tersebut juga diisi dengan kegiatan gelar wicara bertemakan “Writerpreneur dan Kemandirian Finansial Penulis”. Hadir sebagai pembicara adalah penulis kondang Sinta Yudisia, Pengelola Suara Merdeka Jogja Iman Fakhrudin, dan pegiat copy writing Aprilina Prastari.
Dua ratus peserta yang hadir merupakan anggota FLP dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di antaranya penulis sekaligus Direktur Indiva Media Kreasi, Afifah Afra serta penulis komedi Boim Lebon. Hadir pula peserta dari masyarakat umum dan perwakilan dari berbagai komunitas di Yogyakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Afra yang juga merupakan anggota Dewan Pertimbangan FLP meletupkan ide untuk mengembalikan fiksi islami sesuai dengan khitahnya. Menurutnya, citra fiksi Islami kini lebih lekat dengan pesantren alih-alih FLP seperti yang terjadi pada awal-awal berdirinya FLP pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an.
“Dulu fiksi islami sangat identik dengan FLP sebagai inisiator,” ujar pengarang tetralogi De Winst ini. “FLP harus cerdik dan berinovasi, pola seperti apa yang ada di dunia kepenulisan saat ini. Mari kita rebut kembali domain FLP sebagai penggagas fiksi islami, sebagai sebuah gerakan yang kita mulai!”
Hal senada juga tersampaikan dalam sesi gelar wicara bersama Sinta Yudisia. Penulis yang juga seorang psikolog ini menyebutkan, fiksi islami bukan berarti hanya berlatar belakang sekolah Islam berasrama seperti pesantren, tetapi seharusnya lebih mengangkat nilai-nilai Islam dalam ceritanya. Agar cerita-cerita semacam ini tetap mendapat tempat di hati pembaca yang kini lebih menggemari cerita populer seperti fiksi sejarah dan roman, dirinya menyarankan agar penulis lebih banyak melakukan riset untuk memperkuat latar cerita.
“Indonesia punya Majapahit, Sriwijaya, Demak, kenapa kita tidak bisa membuat yang seperti itu?” tantang pengarang Silver Dynasty yang terbit melalui salah satu platform kepenulisan daring ini.
(*FFP)