
YOGYA-Ada satu hal yang menarik pada sarasehan keluarga Forum Lingkar Pena (FLP) Yogyakarta, Ahad (7/8) lalu. Saat sesi perkenalan, semua peserta diminta bercerita tentang hal-hal yang melatarbelakangi mereka bergabung dengan FLP. Beberapa peserta menyampaikan bahwa mereka sudah belasan tahun mengenal dan ingin menjadi bagian dari FLP, tetapi tidak tahu caranya.
Uniknya, dalam pertemuan luring di Wisdom Park UGM tersebut, hadir seorang siswa SMP yang merupakan anggota baru FLP Yogyakarta angkatan 20. Tak ayal, pemilik nama Askarob Akbar Fahriza ini dinobatkan sebagai pendaftar termuda FLP Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir.
Saat rekan-rekannya di FLP Yogyakarta mengaku kesulitan mencari informasi pendaftaran anggota FLP, Askarob justru sudah mendaftar sebagai anggota FLP pada usianya yang waktu itu belum genap 13 tahun berkat dorongan dari guru dan ibunya.
“Guru bahasa Indonesia di sekolah saya, Bu Yeti (Islamawati, red.) mengirimkan form pendaftaran FLP di grup WhatsApp kelas,” ceritanya ketika diwawancara. “Lalu ibu saya menyarankan untuk mendaftar karena tahu saya suka menulis.”
Siswa yang baru saja naik ke kelas 8 ini awalnya tidak menyangka bahwa dirinya bisa diterima sebagai anggota.
“Waktu itu yang daftar lebih dari 50, rata-rata mahasiswa, jadi saya hanya coba-coba,” akunya. “Rasanya biasa saja, tapi timbul keraguan apakah saya bisa mengikuti yang lain.”
Meskipun demikian, tidak seharusnya penyuka fiksi ini meragukan kemampuan dirinya, sebab dua karyanya sudah dimuat dalam buku. Salah satunya adalah Ulangan Mendadak yang diterbitkan oleh Muffin Graphics sebagai bagian dari seri Komik Next G. Selain itu, cerpennya yang berjudul “Time Loop” menjadi bagian dari Kumpulan Cerita Pendek: Misteri Kamar Mandi Sekolah yang diterbitkan bersama dengan karya teman-temannya di MTsN 6 Sleman.
“Kalau komik, dari kecil sudah bikin banyak tapi terbuang karena belum tahu kalau bisa diterbitkan,” tuturnya.
Ditanya mengenai motivasinya bergabung dengan FLP, anggota tim jurnalistik sekolah ini berterus terang bahwa dirinya memang suka menulis dan butuh tempat untuk menyalurkan hobi.
“Saya juga ingin belajar tentang kepenulisan agar tulisan saya bisa dibaca dan dipahami dengan mudah oleh orang lain,” tutupnya.*(FFP)