LEBIH DARI SEKEDAR MUSYAWARAH

Muflihin Ibnu M.Nur

Sudah beberapa organisasi saya berkelana. Sudah banyak kelompok yang saya saksikan. Mulai dari yang berskala kecil hingga yang berskala besar bahkan mempunyai power yang luar biasa.

Di organisasi lain, jangankan setingkat musyawarah nasional (MUNAS), setingkat cabang saja ambisi politik dan kepentingan biasa terjadi. Namun, berbeda dengan Forum Lingkar Pena (FLP) ini. Organisasi dakwah kepenulisan yang usianya hendak menginjak usia perak. Organisasi yang mempunyai jaringan berskala dunia. Tentu ini sesuatu yang sangat seksi bagi jiwa-jiwa yang sudah digerogoti ambisi politik dan kepentingan. Namun, di Munas V FLP, kami diajarkan banyak hal. Salah satunya adalah momen ketika kami harus memilih siapa yang akan menjadi nakhoda kami berikutnya.

Semua bakal calon pun dimunculkan namanya. Mereka semua dipersilakan untuk menyatakan kesediaannya. Namun, dari sekian banyak nama itu, satu per satu perlahan mundur. Dalih mereka untuk menolak amanah pun bermacam-macam. Ada yang berdalih terlalu cinta FLP, ada yang merasa tidak berkapasitas, ada yang menolak karena kesibukan dan tidak ingin rangkap jabatan, bahkan ada yang justru mendukung saudaranya yang lain untuk menjadi nakhoda. Padahal kami paham, mereka semua punya kapasitas untuk menjadi itu.

Pada akhirnya dari sekian banyak nama yang muncul itu, mengerucut menjadi dua nama calon. Nah, disini lah awal momen klimaksnya. Saat kedua calon dipersilakan menyampaikan visi dan misinya. Calon pertama yang diberi kesempatan ternyata menyampaikan manuver yang tak terduga.

Ia memulai pembicaraannya dengan sangat baik. Sangat diplomatis sekali sebagaimana seorang diplomat andal yang merangkai kecakapan berbicaranya. Ia memukadimahinya dengan menyampaikan potongan sirah nabawiyah. Potongan siroh yang ia tuturkan sambil meneteskan air mata itu, adalah kisah muslimin yang hendak memilih pemimpin setelah ditinggal wafat oleh Rasulullah.

Singkatnya, di akhir penuturannya itu, tanpa diduga-duga ia membaiat saudaranya sebagai Ketua Umum FLP sebagaimana Umar bin Khattab membaiat Abu Bakar sebagai pemimpin muslimin.

Momen itu pun menjadi momen yang penuh dengan rasa haru. Air mata yang menetes menjadi dekor kebahagiaan kami. Kami paham bahwa air mata yang menetes itu bukanlah air mata hangat yang menunjukkan kesedihan, melainkan air mata sejuk yang menunjukkan kebahagiaan dan kegembiraan.

Momen MUNAS V FLP, sesungguhnya tidak hanya menjadi momentum bagi kami untuk melaksanakan musyawarah tertinggi. Lebih dari itu, kami telah diajarkan tentang bagaimana sebuah keteladanan yang agung dari kejadian yang kami saksikan.

Hikmah-hikmah di MUNAS V FLP betul-betul memenuhi jiwa-jiwa kami. Hati kami basah setelah diguyur kebahagiaan. Ya Rabb, bersyukur Engkau telah hadirkan kami di tengah orang-orang baik. Bersyukur Engkau telah memilihkan untuk kami pemimpin yang baik. Jaga kami, ya Rabb. Bimbinglah kami, ya Rabb. Aamiin.

Penulis adalah Ketua FLP Wilayah Yogyakarta, Delegasi FLP Yogyakarta untuk Munas ke-5 FLP

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: