Yogya-Forum Lingkar Pena (FLP) Yogyakarta mengadakan gelar wicara (talkshow) bertemakan “Hobi, Komedi, dan Pundi-Pundi” pada Sabtu (30/10). Dilaksanakan secara daring, acara tersebut menghadirkan penulis komedi kondang Boim Lebon sebagai pembicara. Puluhan peserta hadir dari berbagai wilayah di Indonesia.
Gelar wicara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati bulan bahasa dan sastra yang jatuh setiap Oktober. Menurut Siti Nurjannah selaku penanggung jawab program, tema komedi dipilih karena tema ini jarang diangkat di kegiatan serupa lainnya.
“Padahal dunia humor, komika dan semacamnya cukup terbuka luas untuk penulis,” terang Sije, demikian sapaan akrabnya.
Di tengah maraknya komedi dan humor dalam bentuk audio-video (seperti stand-up comedy) maupun citra (seperti meme), Sije berpendapat tulisan masih memegang peran penting bagi kedua bentuk komedi tersebut.
“Hampir semua stand-up pasti ada naskahnya. Enggak ada yang enggak. Bahkan film sekalipun, pasti diawali dengan naskah cerita, baru jadi film komedi. Jadi, mau bentuk apa pun, produk humor pasti bermula dari tulisan,” jelas anggota Creative Writing Center FLP Yogyakarta ini.
Humor sebagai Bumbu Kacang
Sementara itu, dalam materinya, Boim Lebon mengibaratkan produk sastra sebagai makanan seperti ketoprak, pecel, maupun gado-gado. Humor berperan sebagai bumbu kacang yang memperlezat santapan tersebut. Akan tetapi, lama-lama ada orang yang lebih suka makan bumbunya saja.
“Bumbu inilah yang menentukan, kenapa gado-gado jadi manis, kenapa orang mau menikmati gado-gado. Begitu juga dengan cerita, baik novel maupun film, orang menikmati itu karena ada sisipan bumbunya, yaitu hal-hal lucu di dalamnya. Menariknya, bumbu komedi ini akhirnya tidak hanya sebagai bumbu, melainkan menjadi materi utama: banyak yang akhirnya mengkhususkan cerita atau film berjenis komedi,” papar penulis yang namanya popular berkat serial Lupus ini.*(FFP)
